Urgensi Tauhid

Tidak diragukan lagi
bahwasanya tauhid merupakan
perkara yang sangat penting
bagi manusia. Bahkan tauhid
adalah penentu selamat dan
tidaknya seorang manusia dari
api neraka. Maka dari itu, setiap
orang yang menginginkan
dirinya selamat dari api neraka
ia harus mengaplikasikan tauhid
di kehidupannya sehari-hari.
Karena pentingnya masalah tauhid, maka para ulama pun telah
mejelaskan kepada kita tentang urgensi atau pentingnya tauhid
di dalam kehidupan kita. Di antara urgensi tauhid yang
disebutkan oleh para ulama adalah:
1. Tauhid adalah tujuan diciptakannya jin
dan manusia
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
ﻭَﻣَﺎ ﺧَﻠَﻘْﺖُ ﺍﻟْﺠِﻦَّ ﻭَﺍﻟْﺈِﻧﺲَ ﺇِﻟَّﺎ ﻟِﻴَﻌْﺒُﺪُﻭﻥِ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka beribadah kepadaKu.” (QS. adz-Dzaariyat [51]: 56)
Maksud dari ayat ini adalah: “Dan tidaklah Aku (Allah)
menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka
mentauhidkanKu”. ( al-Jami’ Li Ahkamil Quran al-Karim , Imam al-
Qurthubi, 57/17)
Sedangkan mentauhidkan Allah berarti mengesakanNya dengan
apa-apa yang menjadi kekhususan bagiNya baik itu dalam
masalah rububiyyah, uluhiyyah ataupun asma wa sifat Allah. ( al-
Qaul al-Mufid ‘ala Kitab at-Tauhid , Syaikh Muhammad bin Shalih
al-‘Utsaimin, cetakan Dar Ibnu al-Jauziy, Riyadh 1419 H, hal 8)
2. Tauhid merupakan inti dakwah para
rasul
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
ﻭَﻟَﻘَﺪْ ﺑَﻌَﺜْﻨَﺎ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﺃُﻣَّﺔٍ ﺭَّﺳُﻮﻻً ﺃَﻥِ ﺍﻋْﺒُﺪُﻭﺍْ ﺍﻟﻠّﻪَ ﻭَﺍﺟْﺘَﻨِﺒُﻮﺍْ
ﺍﻟﻄَّﺎﻏُﻮﺕَ
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah
Thaghut””. (QS. an-Nahl [16]: 36)
Di dalam ayat tersebut Allah subhanahu wa ta’ala mengabarkan
kepada kita bahwa hujjahNya telah ditegakan kepada setiap umat
manusia, baik itu umat terdahulu maupun umat di zaman
sekarang. Yaitu bahwasanya telah diutus kepada setiap mereka
seorang rasul. Dan mereka (para rasul) seluruhnya menyeru
umatnya kepada satu hal yaitu: (seruan untuk) beribadah hanya
kepada Allah saja tanpa menyekutukanNya dengan sesuatu
apapun.
Di dalam ayat yang lain, Allah subhanahu wa ta’ala juga
berfirman:
ﻭَﻣَﺎ ﺃَﺭْﺳَﻠْﻨَﺎ ﻣِﻦ ﻗَﺒْﻠِﻚَ ﻣِﻦ ﺭَّﺳُﻮﻝٍ ﺇِﻟَّﺎ ﻧُﻮﺣِﻲ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺃَﻧَّﻪُ ﻟَﺎ
ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻧَﺎ ﻓَﺎﻋْﺒُﺪُﻭﻥِ
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu
melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Aku, maka sembahlah
Aku”.” (QS. al-Anbiyaa [21]: 25)
3. Tauhid merupakan hal yang pertama
diperintahkan oleh Allah kepada
hambaNya sebelum kewajiaban yang
lainnya
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
ﻭَﻗَﻀَﻰ ﺭَﺑُّﻚَ ﺃَﻻَّ ﺗَﻌْﺒُﺪُﻭﺍْ ﺇِﻻَّ ﺇِﻳَّﺎﻩُ ﻭَﺑِﺎﻟْﻮَﺍﻟِﺪَﻳْﻦِ ﺇِﺣْﺴَﺎﻧﺎً
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada
ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. al-Isra [17]: 23)
Dalam ayat ini, Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kita
untuk bertauhid terlebih dahulu yaitu dengan berfirman: “Jangan
menyembah selain Dia”. Baru setelah itu Allah memerintahkan
kita untuk berbakti kepada kedua orang tua kita.
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam mengutus sahabat
Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu ke negri Yaman, beliau
berwasiat:
ﺇِﻧَّﻚَ ﺗَﺄْﺗِﻲ ﻗَﻮْﻣًﺎ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ، ﻓَﻠْﻴَﻜُﻦْ ﺃَﻭَّﻝَ ﻣَﺎ
ﺗَﺪْﻋُﻮﻫُﻢْ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺷَﻬَﺎﺩَﺓُ ﺃَﻥْ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠﻪُ، ﻭَﻓِﻲ ﺭِﻭَﺍﻳَﺔٍ:
‏( ﺇِﻟَﻰ ﺃَﻥْ ﻳُﻮَﺣِّﺪُﻭﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ‏)
“Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum dari
kalangan ahli kitab, maka hendaknya hal yang pertama kali
engkau dakwahkan kepada mereka adalah syahadat “laa ilaha
illallah”. Dan diriwayat lain disebutkan: “Agar mereka
mentauhidkan Allah ta’ala”. (HR. al-Bukhari no. 1458, Muslim no.
19)
4. Tauhid adalah hak Allah atas
hambaNya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam pernah bertanya kepada
sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu : ”Apakah hak Allah
atas hambaNya?”, beliau menjawab: “Allah dan rasulNya lebih
mengetahuinya”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wassalam bersabda:
ﺣَﻖَّ ﺍﻟﻠﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻌِﺒَﺎﺩِ ﺃَﻥْ ﻳَﻌْﺒُﺪُﻭﻩُ ﻭَﻟَﺎ ﻳُﺸْﺮِﻛُﻮﺍ ﺑِﻪِ ﺷَﻴْﺌًﺎ
“Hak Allah atas hambanya adalah agar mereka beribadah
kepadaNya dan agar mereka tidak menyekutukanNya dengan
suatu apapun.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
5. Tauhid merupakan tugas seorang
muslim sepanjang hidupnya
Tauhid merupakan tugas dan kewajiban seorang muslim selama
hidupnya. Seorang muslim memulai hidupnya dengan tauhid,
dan mengakhirinya dengan tauhid pula. Dan tugasnya di dunia
ini adalah menegakan tauhid dan senantiasa mengajak manusia
kepada tauhid. Karena tauhidlah yang bisa menyatukan orang-
orang yang beriman, dan menghimpun mereka semua di atas
kalimat tauhid “laa ilaha illallah”.
Itulah beberapa urgensi tauhid yang disebutkan oleh para ulama.
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala mempermudah kita untuk
bisa mengaplikasikan tauhid di dalam keseharian kita dan
menjadikan kalimat tauhid sebagai akhir dari ucapan kita di
dunia ini. Amin Ya Rabbal ‘Alamin
Referensi:
- Nur at-Tauhid wa Dzulumat asy-Syirk , Karya DR. Sa’id bin Ali
bin Wahf al-Qahtani
- Minhaj al-Firqah an-Najiyah , Karya Syaikh Muhammad bin
Jamil Zainu
- al-Irsyad ila Shahih al-I’tiqad , Karya Syaikh Shalih bin Fauzan
al-Fauzan
- al-Qaul al-Mufid ‘ala Kitab at-Tauhid , Karya Syaikh Muhammad
bin Shalih al-‘Utsaimin
- Dan sumber yang lainnya.
Yogyakarta, 22 Muharram 1435 H/26 November 2013
Oleh: Mu’adz Mukhadasin
www.muadz.com