Keutamaan menyembunyikan amal sholih

Ikhlas dalam beribadah adalah kewajiban setiap muslim.
Tanpanya ibadah atau amal shaleh akan sia-sia, bahkan
berakibat siksa. Allah berfirman:
ﻓَﻤَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺮْﺟُﻮﺍ ﻟِﻘَﺎﺀَ ﺭَﺑِّﻪِ ﻓَﻠْﻴَﻌْﻤَﻞْ ﻋَﻤَﻠًﺎ ﺻَﺎﻟِﺤًﺎ ﻭَﻟَﺎ ﻳُﺸْﺮِﻙْ ﺑِﻌِﺒَﺎﺩَﺓِ ﺭَﺑِّﻪِ
ﺃَﺣَﺪًﺍ
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya,
Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat
kepada Tuhannya.” (QS. Al Kahfi [18]: 110)
ﻭَﻣَﺎ ﺃُﻣِﺮُﻭﺍ ﺇِﻟَّﺎ ﻟِﻴَﻌْﺒُﺪُﻭﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﻣُﺨْﻠِﺼِﻴﻦَ ﻟَﻪُ ﺍﻟﺪِّﻳﻦَ
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah
Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama yang lurus.” (QS. Al Bayyinah [98]: 5)
Menyembunyikan amal adalah cara paling efektif agar amal
shaleh yang kita lakukan dapat terhindar dari riya. Ibadah
yang dilakukan di tempat yang jauh dari pandangan manusia,
hanya kita dan Allah saja, akan menjadikan hati lebih tenang
dan tidak sibuk mengharap penilaian manusia.
Beribadah dengan cara ini hanya mampu dilakukan oleh
orang-orang jujur dalam keimanannya. Ia adalah bukti
keimanan dan kecintaan mereka yang sangat dalam kepada
Allah. Sementara orang-orang munafik, mereka tidak akan
mampu melakukannya, karena mereka senantiasa
membangun ibadahnya diatas riya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa diantara kalian yang mampu untuk beramal
shaleh dengan sembunyi-sembunyi, maka lakukanlah.” (HR
Ahmad dalam Az Zuhdu, dishahihkan al Albani)
Amal-Amal Yang Menjadi Istimewa Karena Nilai Merahasiakan
Amal
Jika kita memperhatikan beberapa amal shaleh yang memiliki
keistimewaan dibandingkan dengan amal-amal yang lain, kita
akan dapati bahwa diantara sebab amal-amal shaleh yang
memiliki keistimewaan itu adalah karena ia memiliki nilai
merahasiakan amal. Berikut beberapa contohnya:
Shalat Malam
Shalat malam adalah amal shaleh yang istimewa.
Keistimewaan yang dimiliki shalat malam ini diantaranya
adalah karena seorang hamba akan melakukannya dengan
jauh dari pandangan manusia. Saat kebanyakan manusia
terlelap dalam tidur mereka, ia bangun untuk melaksanakan
perbuatan yang sangat dicintai oleh Tuhannya, meninggalkan
panggilan syahwatnya yang mengajak untuk menikmati
kenyamanan tidur, semata-mata karena Allah azza wa jalla.
ﻋﻦ ﺃَﺑﻲ ﻳﻮﺳﻒ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﺳﻼﻡ – ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ -، ﻗَﺎﻝَ : ﺳَﻤِﻌْﺖُ
ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ -، ﻳﻘﻮﻝ : )) ﻳَﺎ ﺃﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ، ﺃﻓْﺸُﻮﺍ
ﺍﻟﺴَّﻼَﻡَ ، ﻭَﺃﻃْﻌِﻤُﻮﺍ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡَ ، ﻭَﺻِﻠُﻮﺍ ﺍﻷﺭْﺣَﺎﻡَ ، ﻭَﺻَﻠُّﻮﺍ ﻭﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻧِﻴَﺎﻡٌ ،
ﺗَﺪْﺧُﻠُﻮﺍ ﺍﻟﺠَﻨَّﺔَ ﺑِﺴَﻼَﻡ ((
Dari Abu Yusuf Abdullah bin Salam radhiyallahu ‘anhu ia
berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah
makan, sambungkanlah silaturahmi, shalatlah ketika manusia
tertidur, engkau akan masuk surga dengan keselamatan.”
Merahasiakan Doa
Menyembunyikan doa dengan cara mendoakan seseorang
secara rahasia, tanpa diketahui olehnya memiliki
keistimewaan. Doa yang dilakukan dengan cara ini adalah
doa yang mustajab dan akan mendatangkan kebaikan bagi
yang melakukannya, seperti dirinya yang menginginkan
kebaikan untuk saudaranya. Doa yang dilakukan dengan cara
ini juga jelas menunjukkan ketulusannya dalam berdoa,
berbagi kebaikan dengan orang lain.
ﻋﻦ ﺃَﺑﻲ ﺍﻟﺪﺭﺩﺍﺀ – ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ – : ﺃﻧَّﻪ ﺳَﻤِﻊَ ﺭﺳﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻳﻘﻮﻝ : ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﻋَﺒْﺪٍ ﻣُﺴْﻠﻢٍ ﻳﺪﻋُﻮ ﻷَﺧِﻴﻪِ ﺑِﻈَﻬْﺮِ ﺍﻟﻐَﻴْﺐِ ﺇِﻻَّ
ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻤَﻠَﻚُ : ﻭَﻟَﻚَ ﺑِﻤِﺜْﻞٍ
Dari Abu Darda radhiyallahu ‘anhu, ia mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang
hamba muslim berdoa untuk kebaikan saudaranya secara
rahasia, melainkan ada malaikat yang akan berkata, “Dan
untukmu pula yang sepertinya.” (HR Muslim)
ﺩَﻋْﻮَﺓُ ﺍﻟﻤَﺮْﺀِ ﺍﻟﻤُﺴْﻠِﻢِ ﻷَﺧﻴﻪِ ﺑِﻈَﻬْﺮِ ﺍﻟﻐَﻴْﺐِ ﻣُﺴْﺘَﺠَﺎﺑَﺔٌ ، ﻋِﻨْﺪَ ﺭَﺃﺳِﻪِ ﻣَﻠَﻚٌ
ﻣُﻮَﻛَّﻞٌ ﻛُﻠَّﻤَﺎ ﺩَﻋَﺎ ﻷَﺧِﻴﻪِ ﺑِﺨَﻴْﺮٍ ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻤَﻠَﻚُ ﺍﻟﻤُﻮَﻛَّﻞُ ﺑِﻪِ : ﺁﻣِﻴﻦَ ، ﻭَﻟَﻚَ ﺑِﻤِﺜْﻞٍ
“Doa seorang muslim untuk kebaikan saudaranya secara
rahasia akan dikabul (mustajab), di atas kepalanya akan ada
malaikat yang diutus, setiap dia berdoa untuk kebaikan
saudaranya, malaikat yang diutus tersebut berkata, “Amin,
dan untukmu pula yang sepertinya.” (HR Muslim)
Berdzikir Sendirian
Berdzikir adalah amal shaleh yang utama. Lebih utama lagi
jika ia dilakukan dengan rahasia, sendirian antara kita dengan
Allah saja. Oleh karena itu diantara tujuh golongan orang
yang akan mendapat naungan dari Allah kelak pada hari
kiamat adalah:
ﻭَﺭَﺟُﻞٌ ﺫَﻛَﺮَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺧَﺎﻟِﻴًﺎ ﻓَﻔَﺎﺿَﺖْ ﻋَﻴْﻨَﺎﻩُ
“Dan seorang yang mengingat Allah sendirian, kemudian air
matanya mengalir.” (Muttafaq ‘alaih)
Sedekah Rahasia
Sedekah amal besar dalam Islam. Karena kemanfaatannya
yang bersifat luas, tidak hanya untuk diri pengamal, tapi juga
untuk orang lain. Sedekah adalah kebaikan dalam kondisi apa
pun, baik dilakukan dengan terang-terangan, atau dilakukan
secara rahasia. Namun, jika dilakukan dengan rahasia, itu
lebih baik dari dua sisi: Pertama, untuk orang yang
bersedekahnya. Ia akan terbebas dari riya yang dapat
merusak pahala sedekahnya. Kedua, untuk orang yang diberi
sedekahnya. Ia akan terbebas dari perasaan dihinakan.
Allah berfirman:
ﺇِﻥْ ﺗُﺒْﺪُﻭﺍ ﺍﻟﺼَّﺪَﻗَﺎﺕِ ﻓَﻨِﻌِﻤَّﺎ ﻫِﻲَ ﻭَﺇِﻥْ ﺗُﺨْﻔُﻮﻫَﺎ ﻭَﺗُﺆْﺗُﻮﻫَﺎ ﺍﻟْﻔُﻘَﺮَﺍﺀَ ﻓَﻬُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ
ﻟَﻜُﻢْ
“Jika kamu Menampakkan sedekah(mu), Maka itu adalah baik
sekali. dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan
kepada orang-orang fakir, Maka Menyembunyikan itu lebih
baik bagimu.” (QS. Al Baqarah [2]: 271)
Begitu pun diantara tujuh golongan yang akan mendapat
naungan Allah pada hari kiamat adalah:
ﺭَﺟُﻞٌ ﺗَﺼَﺪَّﻕَ ﺑِﺼَﺪَﻗَﺔٍ ﻓَﺄَﺧْﻔَﺎﻫَﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﻟَﺎ ﺗَﻌْﻠَﻢَ ﺷِﻤَﺎﻟُﻪُ ﻣَﺎ ﺗُﻨْﻔِﻖُ ﻳَﻤِﻴﻨُﻪُ
“Seorang yang bersedekah dengan sebuah sedekah,
kemudian ia menyembunyikannya, hingga tangan kirinya
tidak mengetahui apa disedekahkan oleh tangan
kanannya.” (Muttafaq ‘alaih)
Shalat Sunnah di Rumah
Shalat sunnah diantara amalan sunnah yang utama. lebih
utama lagi jika shalat sunnah itu dilakukan di rumah. Hal ini
berbeda dengan shalat wajib yang lebih utama dilakukan di
masjid bersama kaum muslimin yang lain.
ﻓَﺼَﻠُّﻮﺍ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻓِﻰ ﺑُﻴُﻮﺗِﻜُﻢْ ، ﻓَﺈِﻥَّ ﺃَﻓْﻀَﻞَ ﺻَﻼَﺓِ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀِ ﻓِﻰ ﺑَﻴْﺘِﻪِ ، ﺇِﻻَّ
ﺍﻟﺼَّﻼَﺓَ ﺍﻟْﻤَﻜْﺘُﻮﺑَﺔَ
“Shalatlah wahai manusia di rumah-rumah kalian,
sesungguhnya shalat seseorang yang paling utama itu di
rumah, kecuali shalat fardhu.” (HR Bukhari)
Nasehat Salaf
Az Zubair bin al Awwam radhiyallahu ‘anhu berkata, “Milikilah
oleh kalian rahasia dari amal shaleh, sebagaimana kalian
memiliki rahasia dari amal buruk.”
Sufyan bin Uyainah berkata, Abu Hazim berkata,
“Sembunyikanlah kebaikan-kebaikan kalian, lebih dari ketika
kalian menyembunyikan keburukan-keburukan kalian.”
Ayyub As Syakhtiyani berkata, “Seseorang menutupi
kezuhudannya lebih baik daripada ia menampakkannya.”
Muhammad bin Ziyad berkata, “Aku melihat Abu Umamah
mendatangi seseorang di masjid yang tengah sujud sambil
menangis dan berdoa kepada Tuhannya. Abu Umamah pun
berkata, “Engkau, engkau, jika ini engkau lakukan di
rumahmu.”
Bisyr bin Al Harits berkata, “Aku tidak mengetahui seorang
yang suka untuk dikenal melainkan hilang agamanya dan
nampak keburukannya.”
Bisyr juga berkata, “Tidak dapat merasakan manisnya akhirat,
orang yang suka dikenal oleh manusia.” “jangan beramal
untuk disebut-sebut, sembunyikanlah kebaikan sebagaimana
engkau menyembunyikan keburukan.”
Ibrahim bin Adham berkata, “Tidak bertakwa kepada Allah
orang yang suka dengan popularitas.”
Cara Salaf Merahasiakan Amal
Berikut adalah diantara contoh dari para assalafusshaleh
bagaimana mereka senantiasa berusaha merahasiakan amal
shaleh yang mereka kerjakan.
Abu Bakar Ash Shiddiq biasa pergi ke rumah salah seorang
wanita tua yang buta. Beliau menyapu rumahnya dan
memerah susu kambing miliknya. Suatu hari Umar
membuntutinya. Ketika Abu Bakar keluar, Umar bertanya
kepada wanita tua tersebut. Ia berkata, “Orang itu selalu
datang kesini setiap hari, ia mengerjakan ini dan itu.”
Seketika Umar pun menangis dan berkata, “Celaka engkau
Umar, apakah aib-aib Abu Bakar akan engkau ikuti?”
Kejadian yang mirip dengan ini pun pernah terjadi dengan
Umar dan Thalhah radhiyallahu ‘anhuma. Umar biasa
mendatangi rumah-rumah para janda tua untuk membantu
keperluan-keperluan mereka. Suatu saat Thalhah
membuntutinya. Setelah Umar keluar, ia masuk dan ke
rumah-rumah tersebut, ternyata di dalamnya adalah para
janda tua dan mereka tidak mengetahui bahwa yang datang
kepada mereka itu adalah Umar.
Ali bin al Husain juga biasa memikul makanan pada malam
hari dan membagi-bagikannya kepada orang-orang miskin, ia
berkata, “Sesungguhnya sedekah sir (rahasia) pada gelap
malam akan memadamkan kemurkaan Tuhan.”
Dikisahkan bahwa sebagian orang di Madinah mendapat
makanan itu dan mereka tidak mengetahui siapa yang
memberikannya. Ketika Ali bin al Husain wafat, mereka
kehilangan orang yang mendatangi mereka itu pada malam
hari, dan mereka menemukan pada punggungnya bekas
memikul karung-karung makanan yang dilakukannya pada
malam hari ke rumah-rumah janda-janda tua.
Orang-orang mengatakan, “Tidaklah kami kehilangan
sedekah rahasia hingga Zainal Abidin, Ali bin al Husain wafat
–rahimahullah-.”
Imran bin Khalid berkata, “Aku mendengar Muhammad bin
Wasi’ berkata, “Sesunggunya ada diantara seseorang yang
sering menangis (karena takut kepada Allah) selama
duapuluh tahun, namun istrinya yang tinggal bersamanya pun
tidak mengetahui.”
Abu Ayyub As Sakhtiyany menunaikan shalat hampir
sepanjang malam lalu merahasiakannya. Saat fajar terbit, ia
mengangkat suaranya seolah-olah baru terbangun dari tidur
saat itu.
Hammad bin Zaid berkata, “Ayyub terkadang saat
meriwayatkan hadis menangis, kemudian ia menoleh dan
membuang ingusnya dan berkata, “Sungguh berat flu ini.”
Sebab-Sebab Yang Membantu Dalam Merahasiakan Amal
Mentadaburi makna keikhlasan.
Mendidik dan senantiasa mengingatkan diri tentang
keikhlasan adalah pembantu utama dalam merahasiakan
amal, karena merahasiakan amal itu sendiri tujuan utamanya
adalah beramal hanya untuk Allah dan jauh dari pandangan
manusia yang berpotensi memunculkan riya dalam hati.
Menganggap sama celaan dan pujian manusia.
Ini juga cara efektif agar kita mampu merahasiakan amal.
Dengan tidak membiasakan untuk terpengaruh dengan
penilaian manusia, baik ketika mereka memuji atau mencela,
kita akan memiliki kekuatan untuk menyembunyikan amal,
dengan demikian yang kita harapkan dari amal-amal tersebut
hanyalah keridhoan Allah semata.
Berupaya untuk selalu menyempurnakan amal.
Hendaknya kita salalu belajar untuk beramal dengan
sempurna dalam seluruh sisinya sehingga ibadah itu diterima
oleh Allah. Dan diantara cara menyempurnakan amal adalah
dengan merahasiakannya.
Melakukan latihan.
Latihan secara terus-menerus akan membuat kita semakin
terbiasa beramal secara rahasia. Latihan ini bisa juga
dilakukan dengan mengerjakan amal-amal yang memiliki
keistimewaan karena nilai merahasiakan amal sebagaimana
yang telah dijelaskan diatas; bangun malam, berdoa secara
rahasia, sedekah secara rahasia dan memperbanyak shalat
sunnah di rumah.
Catatan
Jika ada maslahat yang lebih besar dalam
menampakkan amal shaleh, maka menampakkannya
lebih utama dari menyembunyikannya. Seperti dalam
rangka member contoh kepada orang lain.
Menyembunyikan amal tidak berlaku dalam ibadah
yang merupakan syiar Islam seperti shalat berjamaah,
shalat dua hari raya dan lain-lain. Sebagian ulama
berpendapat tidak juga berlaku dalam ibadah wajib.
Maka zakat menurut mereka dilakukan terang-
terangan.
Jika seseorang telah merahasiakan amalnya,
kemudian amal tersebut diketahui oleh orang lain dan
mereka pun memujinya, lalu ia merasa senang
dengannya, maka hal itu tidak menggugurkan nilai
menyembunyikan amal. Karena ia adalah “kabar
gembira yang disegerakan bagi seorang mukmin” (HR
Muslim)
Wallahu ‘alam wa shallallahu ‘alaa nabiyyinaa Muhammad.
[Materi ilmiah dalam tulisan diatas banyak diinspirasi oleh
risalah “Khabii`atul ‘Amali Al Shaleh” karya Prof. Dr. Syaikh
Ahmad bin Abdillah al Baatily]