210kapsul@700mg                                                                                                                                                                  
KEUNGGULAN

ORGANIK
lebih HALUS
lebih HITAM
lebih BERMINYAK
lebih BERISI (@700mg
                                                                                                          

Diproduksi oleh SAMAWI HERBAL
Di bawah otoritas : PT. SAMDEMA GROUP
POM TR. 093 304 261 , 
Khasiat : Meningkatkan vitalitas dan imunitas tubuhMelancarkan peredaran darah
Mengobati penyakit : Jantung, stroke, kanker, tumor, ginjal, liver, diabetes, TBC, asma, wasir, insomnia, reumatik, asam urat, migrain, alergi, radang tenggorokan, eksim, menormalkan darah tinggi, leukimia, kolesterol, dll
 
Harga konsumen Rp40.000,00
HARGA PROMO
Beli 5 botol diskon 10%
Beli 10 botol diskon 15%
Beli 20 botol diskon 15% + bonus 1
GROSIR NEGO
Pemesanan hub: 083869983762 (sdr dwik) Jl.Brigjend Katamso 206 yogyakarta (depan BCA)

Read more…

Bahaya Menyerupai Orang Kafir

Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allah. Kami memujinya. Kami memohon pertolongan kepada-Nya. Kami juga memohon ampunan dan bertaubat kepadaNya. Kami berlindung kepada Allah dari kejelekan jiwa kami dan keburukan amal perbuatan kami.

Barang siapa yang diberi hidayah oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Demikian pula, barang siapa yang Allah sesatkan maka tiada satupun yang bisa memberi hidayah kepadanya.
Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata tanpa ada sekutu baginya. Aku juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, manusia pilihan dan kekasih-Nya.
Beliau adalah manusia yang Allah beri amanah untuk mendapatkan wahyu. Dialah yang menyampaikan syariat Allah kepada seluruh manusia.
Semoga Allah memuji dan memberi keselamatan untuknya, keluarganya dan seluruh shahabatnya.
Wahai orang-orang yang beriman, wahai hamba-hamba Allah bertakwalah kalian kepada Allah. Barang siapa yang bertakwa kepada Allah maka Allah akan menjaga dan membimbingnya untuk melakukan hal yang terbaik baik dalam masalah dunia ataupun masalah agama.
Wahai hamba-hamba Allah, kita adalah sebuah umat yang Allah muliakan dengan Islam. Allah telah memberikan hidayah kepada kita untuk mengikuti makhluk yang terbaik, semoga Allah menyanjung dan memberi keselamatan untuknya. Allah telah memberi hidayah kepada kita untuk memeluk agama dan jalan yang lurus. Sebuah jalan yang akan mengantarkan pelakunya menuju surga yang penuh dengan kenikmatan.
Wahai hamba-hamba Allah, pada mulanya agama Islam itu asing di tengah-tengah banyak orang. Dahulu manusia berada dalam lautan kebodohan dan kesesatan. Mereka tidak bisa membedakan antara kebaikan dan kemungkaran, kebenaran dan kebatilan serta antara petunjuk dengan kesesatan. Setelah itu, Allah memberi anugrah kepada manusia dengan diutusnya Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam-sebagai pemberi kabar gembira bagi orang-orang yang beriman dan pemberi kabar ancaman bagi orang-orang kafir serta pemberi petunjuk menuju jalan Allah yang lurus. Dengan dirinya Allah bukakan mata hati orang-orang yang buta. Dengan dirinya, Allah selamatkan manusia dari kebodohan. Dengan diangkatnya dirinya sebagai nabi dan rasul, Allah terangi jalanNya yang lurus sehingga nampak jelas bagi semua orang.
Tidak ada satupun kebaikan kecuali telah beliau tunjukkan kepada umatnya. Demikian pula, seluruh keburukan telah beliau ingatkan agar tidak dikerjakan oleh umatnya.
Dalam hadits yang shahih, beliau bersabda,
بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Pada awalnya Islam itu asing dan Islam akan kembali asing sebagaimana pada awalnya. Sungguh beruntunglah orang-orang yang asing.” (HR Muslim no 389 dari Abu Hurairah)
Artinya banyak orang yang mengingkari kebenaran ajaran Islam. Manusia tidak mengenalinya karena hati mereka penuh dengan kesesatan dan waktu mereka itu penuh dengan kebodohan. Mereka tidak mengetahui agama yang benar. Mereka tidak bisa membedakan antara kebenaran dengan kebatilan, antara petunjuk dengan kesesatan.
Setelah itu, dalam hadits di atas Nabi menceritakan bahwa Islam akan kembali asing sebagaimana pada awalnya.
Wahai hamba-hamba Allah, hal ini terjadi ketika ajaran Islam mulai lenyap dikarenakan banyak orang itu tidak lagi mengenal Islam.
Hal ini menunjukkan bahwa hati dan jiwa itu bisa berubah. Banyak orang yang tidak mengenal ilmu agama dan memahami aturan-aturan Allah. Pada saat itu keadaan hati dan jiwa manusia telah jauh berubah disebabkan hati penuh dengan kebodohan terhadap agama dan jauh dari Allah.
Diriwayatkan oleh Thabrani dalam al Mu’jam dengan sanad yang shahih, Nabi bersabda, “Pada suatu saat nanti manusia akan mengalami suatu masa. Hati kaum muslimin pada saat itu tidak ubahnya dengan hati orang-orang yang ajam (baca: kafir)”.
Wahai hamba-hamba Allah yang dimaksud dengan ajam dalam hadits ini adalah musuh-musuh Islam baik Yahudi, Nasrani ataupun yang lainnya. Merekalah orang-orang yang kafir dan sesat.
Wahai hamba-hamba Allah, isi hati mereka hanya kesesatan dan kebatilan.
Dalam hadits ini, Nabi menceritakan bahwa pada suatu saat nanti, manusia akan mengalami suatu masa. Hati kaum muslimin pada saat itu serupa dengan hati orang-orang kafir. Ini disebabkan kaum muslimin tidak lagi mengenal agamanya, kebodohan terhadap agama itu tersebar luas dan kaum muslimin cenderung untuk menyerupai dan membebek dengan orang-orang kafir dalam masalah hari-hari perayaan, adat istiadat, pakaian dan semua hal yang identik dengan orang kafir. Ini adalah keadaan yang sangat menyakitkan.
Wahai hamba-hamba Allah seorang muslim yang taat akan menyelamatkan dirinya dari penyakit berkiblat kepada orang kafir dalam semua hal atau ternoda dengan penyakit ini meskipun sedikit. Semoga Allah menjaga kita semua.
Wahai hamba-hamba Allah, dalam Shahih Bukhari dan Muslim terdapat sebuah hadits dari Abu Said al Khudri dari Nabi. Beliau bersabda,
لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا شِبْرًا وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ ، حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ
“Sungguh kalian akan mengikuti perilaku orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sampai-sampai jika mereka masuk ke dalam lobang biawak gurun tentu kalian akan mengikutinya.”
Berita yang Nabi sampaikan dalam hadits ini mengandung makna peringatan agar tidak melakukan hal tersebut (baca: menyerupai perilaku orang kafir) dan larangan agar tidak terjerumus dalam kebinasaan itu yaitu mengikuti jejak orang kafir.
Wahai hamba-hamba Allah, menjadi kewajiban setiap muslim yang mendengar dan hafal hadits di atas untuk ekstra waspada dan hati-hati jangan sampai membebek orang kafir dan menyerupai perilaku musuh-musuh Islam.
Kewaspadaan ini perlu semakin ditingkatkan di zaman ini. Karena pada zaman ini adat istiadat orang kafir, ritual keagamaan dan perilaku mereka dapat diakses dengan demikian mudah. Budaya dan berbagai perilaku orang kafir yang tidak berdasar ilmu dengan demikian mudah masuk ke tengah-tengah rumah kaum muslimin melalui siaran televisi, internet dan majalah-majalah picisan.
Wahai hamba-hamba Allah, inilah awal dari timbulnya kerusakan pemikiran dan akal sehat, rusaknya agama dan dekadensi moral. Banyak kaum muslimin yang menyerupai berbagai perilaku orang kafir, padahal dalam hadits yang shahih Nabi bersabda,
“Barang siapa yang menyerupai sekelompok orang maka dia adalah bagian dari mereka.”
Wahai hamba-hamba Allah, inilah musibah besar yang menimpa orang yang menyerupai orang-orang kafir.
Siapa saja yang menyerupai orang kafir hingga akhir hidupnya maka Allah akan membangkitkannya bersama orang-orang kafir.
احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ
Yang artinya, “(kepada Malaikat diperintahkan): Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka.” (Qs. Ash Shaffat: 22)
Yang dimaksud dengan azwajahum dalam ayat di atas menurut penjelasan sejumlah pakar tafsir adalah orang-orang yang semisal dengan mereka.
Artinya setiap orang akan dibangkitkan bersama dengan orang-orang yang memiliki amal yang serupa dengan dirinya.
Allah juga berfirman,
وَإِذَا النُّفُوسُ زُوِّجَتْ
Yang artinya, “Dan jika jiwa-jiwa dipasangkan.” (Qs. at Takwir: 7)
Beberapa pakar tafsir menjelaskan ayat ini dengan mengatakan bahwa pada hari Kiamat manusia akan dibangkitkan bersama dengan orang-orang yang memiliki amal semisal dengannya.
Wahai hamba-hamba Allah, siapakah orang yang rela untuk dibangkitkan pada hari Kiamat nanti bersama dengan orang kafir yang penuh lumuran dosa atau bersama pelaku maksiat yang binasa. Dia akan dibangkitkan bersebelahan dengan orang kafir disebabkan kagum, membebek dan menyerupai orang kafir.
Wahai hamba-hamba Allah, musibah besar telah menimpa banyak pemuda ataupun pemudi kaum muslimin dikarenakan mereka menyerupai orang kafir dalam berpakaian. Mereka menyerupai semua mode pakaian yang berasal dari orang kafir. Jika ada mode baru yang muncul mereka langsung memakainya. Bahkan menurut sebagian kalangan mengikuti perkembangan mode pakaian orang kafir dan tradisi mereka adalah sebuah kebutuhan hidup yang sangat vital dan suatu hal yang tidak bisa lepas dari bagian hidup seseorang. Oleh karena itu mereka mengikuti perkembangan mode dengan sangat detail.
Wahai hamba-hamba Allah, demi Allah adalah sebuah musibah besar ketika kita saksikan ada sebagian generasi muda Islam yang menjadikan bagian depan atau bagian belakang badan sebagai sarana mempromosikan orang kafir atau ahli maksiat dengan mengenakan pakaian yang bergambar orang kafir. Pakaian sebagian pemuda Islam menjadi wahana promosi orang-orang kafir dan para ahli maksiat.
Bagian depan atau punggung sebagian pemuda berisikan gambar orang kafir atau tertuliskan padanya nama orang kafir dan keterangan tentang siapakah jati dirinya. Bahkan sebagian orang tidak mau peduli meski ada salib di pakaiannya. Dia beli pakaian yang ada gambar salib yang merupakan ciri khas orang Nasrani.
Di mana akal kita? Di mana kecemburuan kita dengan agama? Di mana kejantanan kita? Di mana prinsip kita untuk mengikuti agama? Di mana kewaspadaan kita terhadap orang-orang kafir?
Wahai hamba-hamba Allah, di sini nampaklah dengan jelas betapa besar tanggung jawab para pedagang dan penjual pakaian. Hendaknya mereka bertakwa kepada Allah dengan melindungi pemuda kaum muslimin dan para muslimah.
Sampai-sampai saat ini seorang ayah yang perhatian dengan agama anaknya atau seorang menginginkan kebaikan untuk istri dan anak perempuannya menjumpai kesulitan untuk mendapatkan pakaian yang mencerminkan rasa malu. Dia tidak akan mendapatkan jenis pakaian yang dia cari kecuali dengan susah payah karena sangat langka di pasaran. Ini dikarenakan orang demikian terpesona dengan pakaian yang tidak mencerminkan rasa malu dan manusia demikian semangat untuk menyerupai orang kafir.
Kewajiban kita bersama, wahai hamba-hamba Allah, untuk merasa mulia dengan agama yang telah kita anut, berpegang teguh dengan etika Islam serta melestarikan kejantanan dan ciri khas kita, kaum muslimin. Kita berkewajiban untuk menjauhi berbagai sumber bencana dan hobi menyerupai orang kafir yang hanya mengantarkan kita kepada kebinasaan di dunia dan di akherat.
Ya Allah, kami berdoa kepada-Mu dengan menggunakan nama-nama-Mu yang sangat indah dan sifat-sifat-Mu yang luhur agar Kau bangunkan hati kami dari tidur panjangnya dan Kau hidupkan kembali jiwa-jiwa kami, wahai dzat yang memiliki keagungan dan kemulian.Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami jalan-Mu yang lurus dan selamatkanlah kami semua beserta anak dan istri kami dari penyakit menyerupai musuh-musuh Allah wahai dzat yang memiliki keagungan dan kemulian. Sesungguhnya Engkau adalah dzat yang mendengar doa dan tempat menggantungkan harapan. Cukuplah Engkau bagi kami dan Engkau adalah sebaik-baik pelindung.
Khutbah Kedua
Segala puji itu milik Allah. Dialah dzat yang memiliki kebaikan yang sangat besar dan anugrah serta kedermawanan yang sangat luas.
Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tanpa ada sekutu baginya.
Aku juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga Allah menyanjung dan memberi keselamatan untuknya, keluarganya dan semua shahabatnya.
Wahai hamba-hamba Allah, sesungguhnya hati itu jika sudah kehilangan cahaya karena menjauhi sumber cahaya untuk hati yaitu al Qur’an dan sunnah Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- maka hati tersebut akan benar-benar gelap. Sehingga hati tidak lagi bisa melihat kebenaran dan petunjuk. Bahkan kebenaran dan petunjuk terlepas dari hati sedikit demi sedikit.
Oleh karena itu seorang muslim yang baik perlu meminta kepada Allah agar Allah menyelamatkan hatinya dari berbagai godaan dan melindungi hatinya dari berbagai sumber kebinasaan.
Terdapat dalam hadits yang shahih dalam sebuah doa agung yang Nabi ajarkan setiap muslim untuk berdoa dengannya. Doa tersebut adalah, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kemungkaran akhlak, hawa nafsu dan penyakit.”
Doa ini menyebutkan beragam jenis kemungkaran yaitu kemungkaran akhlak, kemungkaran hawa nafsu dan kemungkaran penyakit. Berbagai kemungkaran ini jika menodai dan melumuri hati dan jiwa akan menyebabkan hati menjadi buta sehingga tidak bisa melihat berbagai hal sebagaimana senyatanya sehingga hati terjerumus dalam berbagai kegelapan kesesatan.
Sehingga menjadi kewajiban kita bersama untuk mengendalikan jiwa kita dengan penuh kesungguhan dan keseriusan untuk mengikuti sunnah Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan menjauhi berbagai hal yang tidak akan mengantarkan pelakunya kecuali ke dalam kebinasaan di dunia dan akherat.
Wahai hamba-hamba Allah, orang yang benar-benar cerdas adalah orang yang menundukkan hawa nafsunya lalu mempersiapkan amal untuk paska kematian. Sedangkan orang yang benar-benar tidak berdaya adalah orang yang memperturutkan keinginan hawa nafsunya namun dia menggantungkan berbagai angan kosong kepada Allah.
Ketahuilah bahwa perkataan yang paling benar adalah firman Allah sedangkan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Sejelek-jelek perkara dalam agama adalah perkara yang baru. Perkara baru dalam agama itulah yang disebut bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan.
Hendaklah kalian bershalawat untuk Muhammad bin Abdillah sebagaimana perintah yang Allah berikan kepada kalian dalam firman-Nya,
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Yang artinya, “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Qs. al Ahzab: 56)
Nabi bersabda, “Barang siapa yang bershalawat untukku sekali maka Allah akan bershalawat untuknya sebanyak sepuluh kali.”
Ya Allah, berikanlah shalawatMu untuk Muhammad dan untuk keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi shalawat untuk Ibrahim dan untuk keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau itu maha terpuji dan maha agung. Berilah berkah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi berkah untuk Ibrahim dan untuk keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau itu maha terpuji dan maha agung.
Ya Allah berikan ridho-Mu untuk empat khulafaur rasyidin yang mendapatkan hidayah yaitu Abu Bakr, Umar, Utsman dan Ali. Demikian pula ya Allah berikanlah ridho-Mu untuk semua shahabat dan tabiin serta semua orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari Kiamat nanti. Demikian juga berikanlah ridho-Mu untuk kami dengan anugrah, kemurahan dan kebaikan-Mu, wahai zat yang maha pemurah.
Ya Allah muliakanlah Islam dan kaum muslimin dan hinakanlah kemusyrikan dan orang-orang musyrik serta hancurkanlah semua musuh-musuh agama.
Ya Allah bimbinglah penguasa kami untuk meniti hidayah-Mu dan jadikanlah amalnya adalah amal yang kau ridhoi.
Ya Allah bimbinglah semua penguasa kaum muslimin agar mau mengamalkan kitabMu dan mengikuti sunnah nabi-Mu -shallallahu ‘alaihi wa sallam-.
Ya Allah, berikanlah kepada jiwa kami ketakwaan. Sucikanlah jiwa kami. Engkau adalah sebaik-baik yang mensucikan jiwa karena Engkau adalah zat yang mengatur jiwa manusia.
Ya Allah, bantulah kami dan jangan kau bantu orang yang akan menyusahkan kami. Berilah kemenangan kepada kami dan jangan kau menangkan musuh-musuh kami. Buatlah maker untuk menolong kami dan janganlah Engkau membuat makar untuk mencelakakan kami.
Berilah petunjuk kepada kami dan mudahkanlah hidayah untuk kami. Tolonglah kami untuk menghadapi orang-orang yang menzalimi kami.
Ya Allah jadikanlah kami orang yang bersyukur dan gemar mengingat-Mu, orang yang gemar bertaubat, taat dan khusyu kepada-Mu.
Ya Allah, terimalah taubat kami, cucilah dosa-dosa kami, berilah petunjuk untuk hati kami, jagalah lisan kami dan hilangkanlah dendam dan dengki dari hati kami.
Ya Allah, perbaikilah agama kami yang merupakan pegangan hidup kami. Perbaikilah dunia kami karena di sanalah kami hidup. Perbaikilah akherat kami karena ke sanalah kami akan kembali. Jadikanlah hidup kami di dunia ini sebagai tambahan kebaikan untuk kami dan jadikanlah kematian sebagai sarana istirahat kami dari berbagai keburukan.
Ya Allah ampunilah dosa kami, dosa orang tua kami dan dosa seluruh kaum muslimin baik laki-laki maupun perempuan dan seluruh orang yang beriman baik laki-laki maupun perempuan, baik yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal dunia.
Ya Allah, ampunilah seluruh dosa kami baik yang kecil apalagi yang besar, yang dahulu ataupun belakangan, yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi ataupun terang-terangan.
Ya Allah, ampunilah perbuatan yang telah kami lakukan ataupun yang belum kami lakukan, yang kami lakukan sembunyi-sembunyi ataupun terang-terangan dan segala dosa yang Engkau ketahui dan tidak kami ketahui. Engkaulah yang memajukan dan Engkaulah yang mengundurkan. Tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan diri-Mu.
Ya Allah sesungguhnya kami memohon ampun kepadaMu. Sungguh Engkau adalah maha pengampun. Oleh karena itu turunkanlah hujan yang deras kepada kami.
Ya Allah turunkan hujan untuk kami, turunkan hujan untuk kami, turunkan hujan untuk kami.
Ya Allah, kami berdoa kepadaMu dengan seluruh nama-Mu yang terindah dan sifat-Mu yang luhur serta dengan ucapan kami bahwa Engkau adalah Allah yang tidak ada yang berhak disembah melainkan diri-Mu.
Wahai dzat yang mengabulkan doa dan menghilangkan musibah orang yang kesusahan asalkan dia mau berdoa.
Wahai zat yang hidup dan mengurusi seluruh makhluk, wahai zat yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Ya Allah turunkanlah hujan kepada kami dan jangan kau jadikan kami orang-orang yang berputus asa.
Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami dan janganlah kau jadikan kami orang yang putus harapan.
Ya turunkanlah hujan yang manfaat dan penuh kebaikan kepada kami. Janganlah Kau turunkan hujan yang membahayakan kami baik di masa sekarang ataupun di masa yang akan datang.
Ya Allah suburkan hati kami dengan iman dan suburkanlah negeri kami dengan hujan
Ya Allah, hujan yang kami minta adalah hujan pertanda kasih sayang-Mu, bukan hujan yang menjadi sebab kehancuran, azab dan banjir.
Ya Allah turunkanlah hujan untuk kami, turunkanlah hujan untuk kami, turunkanlah hujan untuk kami.
Ya Allah telah kami tengadahkan tangan-tangan kami dan telah kami panjatkan doa-doa kami. Engkau adalah zat yang tidak menolak doa hamba-Mu dan tidak akan membuat kecewa seorang mukmin yang berdoa.
Ya Allah, kabulkanlah apa yang kami mohonkan. Jangan Kau tolak permohonan kami. Ya Allah tambahkanlah nikmat kepada kami, jangan kau kurangi. Utamakanlah kami dan jangan Engkau lebih mengutamakan orang lain dari pada kami.
Ya Allah, kasih sayang-Mu yang kami harapkan. Jangan Kau pasrahkan diri kami kepada kami sendiri meski hanya sekejap mata.
Tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Engkau.
Seruan kami yang terakhir adalah ucapan alhamdu lillahi rabbil ‘alamin.
Moga Allah memuji, memberi keselamatan, keberkahan dan nikmat untuk hamba Allah dan utusan-Nya yaitu nabi kita Muhammad, keluarga dan seluruh shahabatnya.
Khutbah Jumat pada tanggal 21 Syawal 1428 H
Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad
Penerjemah: Ustadz Aris Munandar

Read more…

Akibat Perbuatan Maksiat

Khutbah Jum’at Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin
12 Muharram 1411 Hijriah

Khutbah pertama

Segala puji bagi Allah yang di tanganNya perbendaharaan langit dan bumi, bagiNyalah kepemilikan dan bagiNyalah segala pujian dan Dia menyaksikan segala sesuatu. Dia memiliki hikmah dalam segala keputusannya baik dalam syari’atNya maupun dalam taqdir yang ditetapkanNya. Dia melakukan apa saja yang dikehendakiNya dan menghukum dengan yang Dia inginkan. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, tidak ada syarikat bagiNya, Dzat yang Maha melindungi dan Maha terpuji. Dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hambaNya dan utusanNya, penutup para nabi dan merupakan pimpinan para nabi dan merupakan hamba yang paling mulia. Semoga Allah memberikan shalawat kepada Nabi dan kepada keluarganya dan para sahabatnya serta para pengikutnya yang setia dengan baik hingga hari kiamat.
Kemudian dari pada itu,
Sesungguhnya Allah telah berfirman seraya menjelaskan kesempurnaan kekuasaanNya  dan kesempurnaan hikmahNya  dan bahwasanya segala perkara adalah di bawah kekuasaan-Nya dan Dialah yang mengatur bagi hamba-hamba-Nya apa yang  dikehendakiNya- berupa keamanan dan ketenangan, ketakutan, kemakmuran, kesulitan, kemudahan, kesempitan, sedikit, banyak….dan seterusnya, Allah berfirman
(يَسْأَلُهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ (الرحمن:29

Semua yang ada di langit dan di bumi selalu minta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. (QS. 55:29)
Allah memutuskan perkara-perkara yang berlaku pada makhluknya, hukum-hukum-Nya berlaku pada hamba-hambaNya terkadang seseuai dengan kebijaksanaan-Nya dan karunianya, dan terkadang sesuai dengan kebijaksanaan-Nya dan keadilan-Nya, Dan Tuhanmu tidak akan berbuat dzalim kepada siapapun
(وَمَا ظَلَمْنَاهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا هُمُ الظَّالِمِينَ) (الزخرف:76)
Dan tidaklah Kami menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (QS. 43:76)
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…
Kita beriman kepada Allah dan taqdirNya. Beriman kepada taqdir Allah merupakan salah satu rukun iman. Kita beriman bahwasanya apa saja yang kita rasakan berupa kebaikan dan kelapangan semua itu merupakan nikmat Allah yang Allah karuniakan kepada kita yang mewajibkan kita untuk bersyukur kepada Dzat sumber karunia dan pemilik karunia tersebut dengan taat kepadaNya, yaitu dengan menjauhi laranganNya dan menjalankan perintahNya. Karena jika kita taat kepada Allah maka kita telah bersyukur atas karunia Allah dan jika demikian maka kita berhak untuk meraih apa yang dijanjikan Allah kepada kita, yaitu karunia Allah kepada kita dengan memberi tambahan kenikmatan. Allah berfirman
(وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ) (النحل:53)
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), (QS. 16:53)
(وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ) (ابراهيم:7)
“Dan (ingatlah juga), takala Rabbmu mema’lumkan:”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. 14:7)
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…
Kita di Negara Saudi Arabia ini, alhamdulillah kita berada di atas kehidupan yang aman, nyaman dan tentram, namun ingatlah bahwa keamanan dan ketentraman ini tidak akan berkesinambungan selamanya kecuali dengan ketaatan kepada Allah…tidak akan berkesinambungan selamanya hingga kita taat kepada Allah…hingga kita menyeru manusia kepada kebaikan dan mencegah mereka dari melakukan perkara-perkara kemungkaran…hingga kita menolong mereka para penegak amar ma’ruf nahi mungkar di tengah umat Islam karena merekalah yang mencegah umat ditimpa dengan sebab-sebab hukuman dan adzab, oleh karena itu wajib bagi kita untuk menolong mereka. Wajib bagi kita agar masuk dalam barisan mereka.
Jika mereka bersalah maka wajib bagi kita untuk mengetahui kesalahan mereka dan hendaknya kita mengingatkan mereka dari kesalahan tersebut dan membimbing mereka kepada petunjuk yang benar, bukan malah kita menjadikan kesalahan-kesalahan mereka alasan untuk menjatuhkan dan menjauhkan mereka dari tugas yang mulia ini, ini adalah metode yang tidak baik.
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…
Sesungguhnya musibah-musibah yang menimpa kaum muslimin berupa penderitaan, kesulitan dan kesempitan baik pada harta maupun keamanan, baik yang menyangkut pribadi ataupun sosial, sesungguhnya disebabkan oleh maksiat-maksiat yang mereka lakukan dan sikap mereka yang meninggalkan perintah-perintah Allah serta meninggalkan penegakkan syari’at Allah, bahkan mereka mencari-cari hukum di antara masyarakat dengan hukum selain dari syari’at Allah Yang telah menciptakan seluruh makhluk dan Yang paling sayang terhadap mereka daripada kasih sayang ibu-ibu dan bapak-bapak mereka dan Yang paling mengetahui kemaslahatan dan kebaikan bagi mereka daripada diri mereka sendiri
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…
Seungguhnya saya mengulangi kalimat saya ini karena urgensinya dan karena banyak orang yang berpaling darinya. Sesungguhnya saya katakan bahwa musibah dan malapetaka yang menimpa kaum muslimin berupa penderitaan, kesulitan dan kesempitan baik pada harta maupun keamanan, baik yang menyangkut pribadi ataupun sosial, sesungguhnya disebabkan oleh maksiat-maksiat yang mereka lakukan dan sikap mereka yang meninggalkan perintah-perintah Allah serta meninggalkan penegakkan syari’at Allah, bahkan mereka mencari-cari hukum di antara masyarakat dengan hukum selain dari syari’at Allah Yang telah menciptakan seluruh makhluk dan Yang paling sayang terhadap mereka daripada kasih saying ibu-ibu dan bapak-bapak mereka dan Yang paling mengetahui kemaslahatan dan kabaikan bagi mereka daripada diri mereka sendiri
Allah berfirman
(وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ) (الشورى:30)

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”. (QS. 42:30)
(مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولاً وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيداً) (النساء:79)

Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. (QS. 4:79)

Kebaikan apa saja yang kita rasakan baik berupa kenikmatan ataupun keamanan sesungguhnya Allah-lah yang telah mengaruniakannya kepada kita permulaan dan di penghujung. Dialah yang telah memberikan kita karunia kepada kita (berupa kemudahan untuk bisa beribadah kepadaNya-pen) maka kitapun bisa melakukan hal-hal yang menyebabkan datangnya kebaikan-kebaikan. Dialah yang telah menyempurnakan kenikmatan bagi kita.
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…
Sesungguhnya kebanyakan orang-orang sekarang menyandarkan musibah-musibah yang mereka alami, apakah musibah yang menyangkut harta dan perekonomian atau yang menyangkut keamanan dan politik, mereka menyandarkan musibah-musibah ini hanya kepada sebab-sebab alami, materi, atau kepada sebab pergolakan politik, atau sebab perekonomian, atau kepada sebab perselisihan tentang daerah perbatasan antara dua Negara.
Tidak diragukan lagi hal ini disebabkan kurangnya pemahaman mereka dan lemahnya iman mereka dan kelalaian mereka dari mentadabburi Al-Qur’an dan sunnah-sunnah Rasulullah.
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…
Sesungguhnya dibalik semua sebab-sebab material, alami  tersebut adalah sebab syar’i, yang merupakan sebab timbulnya seluruh musibah dan malapetaka, yang lebih kuat, lebih besar, dan lebih berpengaruh daripada sebab-sebab materi di atas. Namun terkadang sebab-sebab materi merupakan sarana timbulnya musibah dan bencana sesuai dengan konsekwensi dari sebab-sebab syar’iyah berupa bencana dan hukuman. Allah berfirman;
(ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ) (الروم:41)

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. 30:41)
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…, wahai ummat Nabi Muhammad…
Bersyukurlah atas kenikmatan-kenikmatan yang Allah karuniakan kepada kalian, yang kalian telah rasakan dan bersenang-senang dengan kenikmatan-kenikmatan tersebut. Kalian wahai umat pengikut nabi Muhammad adalah umat yang paling baik daripada umat-umat nabi yang lain, kalian telah dimuliakan oleh Allah. Sesungguhnya Allah tidaklah menjadikan hukuman kepada ummat ini akibat kemaksiatan-kemaksiatan yang dilakukan oleh mereka dan dosa-dosa mereka sebagaimana hukuman yang telah Allah timpakan kepada umat-umat terdahulu. Allah tidak menimpakan kebinasaan yang menyeluruh yang menghancurkan seluruh umat sekaligus sebagaimana yang telah Allah timpakan kepada kaum ‘Aad tatkala mereka dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kamu ‘Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tanggul-tanggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk).[2] Allah tidak menimpakan hukuman kepada umat ini sebagaimana hukuman yang Allah timpakan kepada kaum Tsamud, yang ditimpa suara yang sangat keras dan mengguntur dan gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan ditempat tinggal mereka[3], tidak juga sebagaimana hukuman yang Allah timpakan kepada kaum Nabi Luth yang Allah kirimkan kepada mereka hujan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi batu dari langit dan Allah menjadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (dibalik).[4]
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…
Sesungguhnya Allah dengan kebijaksanaan-Nya dan rahmat-Nya kepada ummat ini, Allah menjadikan hukuman kepada mereka akibat dosa-dosa dan kemaksiatan yang dikerjakan mereka berupa penguasaan sebagian mereka terhadap yang lain sesama kaum muslimin. Allah berfirman:
(قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَاباً مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعاً وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآياتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ وَكَذَّبَ بِهِ قَوْمُكَ وَهُوَ الْحَقُّ قُلْ لَسْتُ عَلَيْكُمْ بِوَكِيلٍ لِكُلِّ نَبَأٍ مُسْتَقَرٌّ وَسَوْفَ تَعْلَمُونَ) (الأنعام:67)

“Katakanlah:”Dia yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian) kamu kepada keganasan sebagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya). Dan kaummu mendustakannya (azab) padahal azab itu benar adanya. Katakanlah:”Aku ini bukan orang yang diserahi mengurus urusanmu”. Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui.” (QS. 6:65-67)
Ibnu Katsir menyabutkan dalam buku tafsir beliau hadits-hadits yang banyak yang berkaitan dengan ayat yang pertama. Diantaranya adalah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Al-Bukhori dari Jabir bin Abdillah –semoga Allah meridhoinya-, beliau berkata, “Tatkala turun firman Allah“Katakanlah:”Dia yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu”, Nabi berkata, أَعُوْذُ بِوَجْهِكَ “Aku berlindung dengan wajah-Mu ya Allah darinya adzab ini” “atau dari bawah kaki kalian”, Nabi berkata, Nabi berkata, أَعُوْذُ بِوَجْهِكَ “Aku berlindung dengan wajah-Mu ya Allah darinya adzab ini” atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian) kamu kepada keganasan sebagian yang lain”, Nabi berkata هَذِه أَهْوَنُ أَوْ أَيْسَر “Yang ini lebih ringan atau lebih mudah”.
Dan hadits yang dikeluarkan oleh Imam Muslim dari Sa’ad bin Abi Waqqos, beliau berkata,
أَقْبَلْنَا مَعَ رَسُوْلِ الله حَتَّى مَرَرْنَا عَلَى مَسْجِدِ بَنِي مُعَاوِيَة فَدَخَلَ رَسُوْلُ الله فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ فَصَلَّيْنَا مَعَهُ فَنَجَى رَبَّهُ طَوِيْلاً ثُمَّ قَالَ: “سَأَلْتُ رَبِّي ثَلاَثًا سَأَلْتُهُ أَلاَّ يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالْغَرْقِ  فَأَعْطَانِيْهَا وَسَأَلْتُهُ أَلاَّ يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالسَّنَةِ بِالْغَرْقِ  فَأَعْطَانِيْهَا وَسَأَلْتُهُ أَلاَّ يَجْعَلَ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ فَمَنَعَنِيْهَا
“Kami pergi bersama Rasulullah hingga kami melewati sebuah mesjid bani Mu’awiyah maka Rasulullahpun masuk dalam mesjid tersebut kemudian beliau sholat dua rakaat, maka kamipun sholat bersama beliau. Beliaupun lama bermunajat kepada Allah, setelah itu beliau berkata (kepada kami), “Aku meminta kepada Robku tiga perkara. Aku meminta kepadaNya agar Dia tidak membinasakan umatku dengan menenggelamkan mereka maka Dia mengabulkan permintaanku. Dan aku meminta kepadaNya agar Dia tidak membinasakan umatku dengan musim kemarau yang berkepanjangan (yaitu sebagaimana yang menimpa kaum Fir’aun) maka Dia mengabulkan permintaanku. Dan aku meminta kepadaNya agar tidak menjadikan mereka saling betentangan (berperang satu dengan yang lainnya) maka Dia tidak mengabulkan permintaanku”
Dan dari Khobab bin Al-Arth, beliau berkata,
وَافَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ فِيْ لَيْلَةٍ صَلاَّهَا كُلَّهَا حَتَّى كَانَ مَعَ الْفَجْرِ فَسَلَّمَ رَسُوْلُ اللهِ مِنْ صَلاَتِهِ فَقُلْتُ “يَا رَسُوْلَ اللهِ لَقَدْ صَلَّيْتَ اللَّيْلَةَ صَلاَةً مَا رَأَيْتُكَ صَلَّيْتَ مِثْلَهَا”، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ:”أَجَل، إِنَّهَا صَلاَةُ رَغَبٍ وَرَهَبٍ سَأَلْتُ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ فِيْهَا ثَلاَثَ خِصَالٍ فَأَعْطَانِيْ اثْنَتَيْنِ وَمَنَعَنِي وَاحِدَةً. سَأَلْتُ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ أَلاَّ يُهْلِكَنَا بِمَا أَهْلَكَ بِهِ الأُمَمَ قَبْلَنَا. سَأَلْتُ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ أَلاَّ يُظْهِرَ عَلَيْنَا عَدُوًّا مِنْ غَيْرِنَا فَأَعْطَانِيْهَا. سَأَلْتُ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ أَلاَّ شِيَعًا وَيُذِيْقَ بَعْضَنَا بَأْسَ بَعْضٍ فَمَنَعَنِيْهَا”

“Aku mendapati Rasulullah pada suatu malam dimana Rasulullah sholat semalam penuh hingga menjelang terbit fajar, Rasulullahpun salam (selesai) dari sholat malamnya. Akupun berkata, “Ya Rasulullah malam ini engkau sholat yang tidak pernah sebelumnya aku melihat engkau sholat seperti ini”. Rasulullah berkata, “Benar, ini adalah sholat yang berisi harapan dan ketakutan. Aku telah meminta Robbku dalam sholatku tiga perkara, lalu Dia mengabulkan dua permintaanku dan tidak mengabulkan yang satu. Aku meminta kepada Robbku agar Ia tidak membinasakan kita sebagaimana Dia telah membinasakan umat-umat sebelum kita maka Allah-pun mengabulkannya. Dan aku meminta kepada Robbku agar tidak menjadikan musuh dari selain golongan kita (selain dari kaum muslimin) menguasai kita maka Diapun mengabulkannya. Dan aku memohon kepada Robku agar tidak Dia menjadikan kita dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu kepada keganasan sebagian yang lain maka Dia tidak mengabulkannya. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, An-Nasai, dan At-Thirmidzi

Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…
Sesungguhnya kalian beriman dan mempercayai kebenaran ayat-ayat ini dan kalian beriman dan membenarkan hadits-hadits yang sohih (benar datangnya) dari Rasulullah namun kenapakah kalian tidak merenungkannya…??, kenapa kalian tidak merenungkan kandungannya….??, kenapa kalian tidak menyandarkan musibah dan malapetaka yang menimpa kalian kepada kekurangan dan kelemahan agama kalian hingga kalian kembali kepada Robb kalian dan kalianpun menyelamatkan jiwa kalian dari sebab-sebab kebinasaan dan kehancuran??
Bertakwalah kepada Allah, takutlah kepada Allah wahai hamba-hamba Allah, lihatlah kepada kondisi kalian, bertaubatlah kepada Allah dan luruskanlah jalan kalian menuju kepadaNya. Ketahuilah bahwasanya seluruh musibah yang menimpa kalian wahai umat Muhammad dan seluruh fitnah dan bencana yang kalian alami sesungguhnya berasal dari diri kalian sendiri, berasal karena sebab dosa-dosa kalian. Maka hendaklah kalian bertaubat dari setiap dosa yang kalian lakukan, kembalilah kepada jalan Allah dan berlindunglah kalian kepada Allah dari fitnah, ujian, dan bencana. Bencana dunia yang menyangkut jiwa berupa pembunuhan dan luka serta terpecah-pecahnya kalian, atau berupa bencana yang mengenai harta benda seperti kurangnya harta dan porak-prandanya harta benda. Demikian juga bencana yang berkaitan dengan agama yang menimpa hati berupa syubhat-syubhat dan syahwat (hawa nafsu) yang telah merintangi umat ini dari agama Allah dan  menjauhkan umat dari jalan salaf mereka sehingga menjerumuskan umat ini kedalam jurang api neraka. Sesungguhnya fitnah (bencana) yang menimpa hati lebih besar dan lebih bahaya dan lebih buruk akibatnya daripada bencana yang berkaitan dengan dunia yang jika terjadi maka akibatnya hanyalah kerugian materi dunia….dan dunia bagaimanapun juga akan musnah cepat atau lambat. Adapun cobaan yang menimpa agama maka akibatnya adalah kerugian di dunia dan akhirat. Allah berfirman
“Katakanlah:”Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat”.Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata”. (QS. 39:15)
Ya Allah kami memohon kepadaMu dan kami sedang menunggu pelaksanaan kewajiban kami (yaitu sholat jum’at) agar Engkau menjadikan kami termasuk orang-orang yang bisa mengambil pelajaran dari ayat-ayat Engkau dan termasuk orang-orang yang sadar dan mengambil ibroh tatkala turun hukuman-Mu (berupa bencana dan musibah).
Ya Allah jadikanlah kami termasuk orang-orang yang beriman dengan keimanan yang sebenar-benarnya yang mereka menyandarkan musibah yang melanda mereka kepada sebab yang hakiki yaitu sebab syar’i yang telah Engkau jelaskan dalam Kitab-Mu dan melalui lisan Rasul-Mu Muhammad.
Ya Allah karuniakanlah bagi umat ini dan bagi para pemimpin-pemimpin mereka agar kembali taubat kepada Engkau dengan taubat yang sebenar-benarnya baik lahir maupun batin, baik dalam perkataan maupun perbuatan hingga kembali umat ini menjadi baik, karna kebaikan para pemimpin merupakan kebaikan bagi umat yaitu kebaikan mereka merupakan sebab kebaikan bagi umat.
Ya Allah kami memohon kepadaMu agar Engkau meluruskan pemerintah dan para penguasa kaum muslimin dan menganugerahkan kepada mereka kesadaran dengan apa yang telah menimpa ummat serta memberikan taufik dan petunjuk kepada mereka menuju kepada apa yang Engkau cintai dan ridhai.
Ya Allah kami memohon kepadaMu agar Engkau menjauhkan mereka dari penasehat-penasehat yang buruk, sesungguh Engkau Maha kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah anugrahkan kepada mereka penasehat-penasehat yang terbaik yang menunjukkan kepada mereka jalan kebaikan serta mendorong dan menganjurkan mereka untuk melekukannya.
Ya Allah siapa saja yang tidak menasehati mereka dan tidak berbuat baik terhadap rakyat mereka maka jauhkanlah ia dari para penguasa dan gantikanlah bagi mereka penasehat yang lebih baik. Wahai penguasa alam semesta, wahai Dzat Yang memiliki kemuliaan dan keagungan.
Khutbah yang kedua
Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak dan baik yang penuh barokah sebagaimana yang dicintai Rob kami dan diridhaiNya. Saya bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah saja, tidak ada syarikat bagiNya. Hanya baginyalah segala pujian di dunia dan di akhirat.
Kemudian daripada itu,
Wahai hamba-hamba Allah bertakwalah dan takutlah kalian kepada Allah, waspadalah kalian dari sikap melalaikan syari’at Allah….hati-hatilah kalian dari sikap lalai terhadap ayat-ayat Allah….hati-hatilah kalian dari sikap lalai dari mentadabburi kitabullah (Al-Qur’an)…hati-hatilah kalian terhadap sikap lalai dari mengenal sunnah-sunnah Rasuluullah. Sesungguhnya pada Al-Qur’an dan sunnah-sunnah Nabi terdapat sumber kebahagiaan kalian di dunia dan di akhirat jika kalian memegang teguh kepada sunnah-sunnah Nabi dengan membenarkan segala berita dari Rasulullah dan melaksanakan perintah-perintah Rasulullah.
Wahai hamba-hamba Allah…
Sebagian orang ragu dan meragukan orang lain tentang perkara bahwa maksiat-maksiat merupakan sebab timbulnya musibah dan bencana, hal ini dikarenakan kelemahan iman mereka dan kurangnya mereka merenungkan kandungan isi Al-Qur’an. Saya akan bacakan kepada mereka dan yang sejenis mereka firman Allah
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتاً وَهُمْ نَائِمُونَ َأوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحىً وَهُمْ يَلْعَبُونَ أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ (لأعراف:99-96

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?
Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga) Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. (QS.Al A’raaf 96-99)
Sebagian salaf mengatakan, “Jika engkau melihat Allah memberikan kenikmatan kepada seseorang sedangkan engkau melihat orang ini terus melakukan kemaksiatan maka ketahuilah bahwa ini adalah tipuan Allah kepadanya, dan orang tersebut masuk dalam kategori firman Allah
(سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لا يَعْلَمُونَ وَأُمْلِي لَهُمْ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ) (القلم:44)

Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui. dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh. (QS. 68:44)

Wahai kaum muslimin…, wahai hamba-hamba Allah…
Demi Allah sesungguhnya kemaksiatan sangat mempengaruhi keamanan Negara, sangat berpengaruh terhadap ketentaraman bangsa dan perekonomiannya, serta mempengaruhi hati-hati rakyat.
Sesungguhnya kemaksiatan-kemaksiatan benar-benar menyebabkan tercerai-berainya kaum muslimin antara satu dengan yang lain…
Sesungguhnya kemaksiatan-kemaksiatan menyebabkan seorang muslim memandang saudaranya sesama  muslim seakan-akan saudaranya tersebut berada di atas agama yang lain selain agama Islam.
Namun jika kita benar-benar membenahi dan meluruskan diri kita masing-masing demikian juga membenahi keluarga kita, tetangga kita, penduduk bangsa yang mampu kita benahi diantara mereka, kemudian kita saling seru-menyeru kepada kebaikan dan saling mencegah dari melakukan kemungkaran, kita membantu dan memperkuat siapa saja yang menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar dengan bijaksana dan nasehat yang baik, maka dengan demikian barulah timbul persatuan dan keselarasan. Allah berfirman
(وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ) (آل عمران:105)

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat, (QS. 3:105)
Saya mengajak diri saya sendiri dan kalian wahai saudara-saudaraku untuk bersatu di jalan Allah dan saling bergandengan tangan dalam menegakkan syari’at Allah, saling menasehati satu dengan yang lainnya diantara kita, berdialog dengan siapa saja yang memang butuh untuk diajak dialog namun dengan metode yang terbaik dan dengan hujjah (argumentasi) dari Al-Qur’an dan As-Sunnah serta dengan argumentasi akal, tidak membiarkan para pelaku kebatilan tetap dalam kebatilan mereka karena mereka berhak untuk kita jelaskan kepada mereka kebenaran yang hakiki kemudian kita memotivasi mereka untuk melaksanakannya serta kita jelaskan juga kepada mereka kebatilan mereka dan kita memperingatkan mereka dari kebatilan tersebut.
Adapun kita adalah umat yang tercerai berai, tidak menengok antara satu kepada yang lain, tidak memperhatikan antara satu dengan yang lainnya….maka seseungguhnya barangsiapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin maka sesungguhnya ia bukan termasuk mereka.
Wahai kaum muslimin….
Sungguh saya ulang sekali lagi, saya katakan sesungguhnya wajib bagi kita –yang alhamdulillah adalah orang-orang muslim yang beriman kepada Allah- , wajib bagi kita untuk melihat musibah-musibah dan bencana dengan kacamata syari’at yang seiring Al-Qur’an dan As-Sunnah. Karena sesungguhnya kita kalau kita melihat bencana dan musibah dengan kacamata materi maka selain kita yaitu orang-orang kafir mereka lebih kuat dari kita jika ditinjau dari kekuatan materi, mereka lebih besar. Dengan kekuatan materi tersebutlah mereka menguasai kita dan memperbudak kita. Namun jika memandang dengan kacamata syari’at dari sudut pandang Al-Qur’an dan Sunnah Nabi maka kita akan meninggalkan sebab yang menimbulkan segala bencana dan musibah ini (yaitu kemaksiatan dan dosa). Dan jika kita kembali keapada Allah, bertaubat kepadaNya dan kita menolong agama Allah maka sesungguhnya Allah telah berkata dalam Al-Qur’an dan Dialah yang paling benar perkataannya dan yang paling mampu;
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ

(Demi Allah) seungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (yaitu)orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (QS. Al Hajj 40-41)
Allah tidak berkata, “Orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi maka mereka mendirikan tempat-tempat dilaksanakannya kefasikan dan hal-hal yang melalaikan dan sia-sia”, tetapi Allah berfirman “(yaitu)orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.”
Amatilah wahai saudaraku sesama muslim…bagaimana Allah berfirman
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ “(Demi Allah) seungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa”. Allah menta’kid (yaitu memperkuat dan menekankan makna) pertolongan dalam ayat ini dengan penguat tekstual yaitu sumpah yang dita’dirkan, huruf  lam yang menunjukan akan penekanan dan huruf nun untuk penekanan. Dan Allah juga menekankan kebenaran pertolongan Allah juga dengan penguat-penguat secara maknawi, yaitu firman Allah إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ “Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa”. Maka dengan kekuatan-Nya dan keperkasaan-Nya Allah menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Perhatikanlah bagaimana Allah menutup dua ayat di atas dengan firmanNya وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ “dan kepada Allah-lah kembali segala urusan ”. Sesungguhnya manusia terkadang berfikir dengan cara fakir yang keliru dengan berkata “Bagaimana kita bisa menang menghadapi kaum kafir, padahal mereka lebih kuat dari kita dan lebih sombong?”, maka Allah menjelasakan bahwasanya seluruh perkara adalah hak prerogative-Nya semata, tidak ada yang turut campur, dan bahwasanya Allah Maha kuasa atas segala sesuatu. Kita semua mengetahui akibat yang ditimbulkan gempa bumi dahsyat yang gempa tersebut terjadi hanya dengan perkataan Allah كُنْ فَيَكُوْنُ “Jadilah! maka terjadilah”. Kemudian timbullah kerusakan dan porak-pranda yang sangat besar yang merata, yang semua itu terjadi hanya dalam waktu sekejap yang tidak bisa dilakukan oleh kekuatan kaum kafir manapun.
Demi Allah, kalau kita benar-benar menolong agama Allah maka kita akan selalu menang dan mengalahkan musuh-musuh kita di dunia ini. Namun sungguh sangat disayangkan sesungguhnya banyak diantara kita yang menjadi antek-antek dan pembantu-pembantu musuh-musuh Allah dan musuh-musuh Rasulullah (baik sadar maupun tidak disadari, secara langsung maupun tidak-pen). Mereka memperhatikan apa yang dilakukan oleh kaum kafir tersebut dari perkara-perkara yang menyelisihi dan menentang Allah dan RasulNya lalu merekapun mengikuti perlakuan orang-orang kafir tersebut. Bahkan terkadang mereka pergi ke negeri-negeri kaum kafir  lalu mereka membawa buah hati mereka yaitu putra putri mereka dan keluarga mereka ke negeri-negeri kaum kafir tersebut yang tidak terdengar di situ kecuali gaung dan gema lonceng-lonceng gereja…tidak terdengar di situ kumandang adzan…tidak terdengar di situ dzikir kepada Allah…dan tidak nampak di situ kecuali tempat-tempat dilakukannya hal-hal yang sia-sia dan melalaikan…
Maka kita mohon kepada Allah agar mengembalikan orang yang sesat dari umat ini kepada jalan yang benar, agar menjadikan kita saling bergandengan tangan dalam melaksanakan kebenaran, saling tolong-menolong dalam mengerjakan kebajikan dan ketakwaan hingga kita mengembalikan apa-apa yang telah sirna berupa kemuliaan dan ketinggiannya, sesungguhnya Allah yang Menguasai hal itu dan Maha mampu mewujudkannya.
Ya Allah terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui
Ya Allah terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui
Ya Allah terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui
Ya Allah berilah rahmat kepada Nabi dan kepada keluarganya sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat-Mu kepada nabi Ibrahim dan kepada keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha terpuji dan Maha agung. Ya Allah berilah barokah kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarganya sebagaimana Engkau memberikan barokah kepada Nabi Ibrahim dan kepada keluarganya sesungguhnya Engkau Maha terpuji dan Maha agung.
Penerjemah: Abu ‘Abdilmuhsin Firanda Andirja, Lc
Artikel www.muslim.or.id
[1] Diterjemahkan dari khutbah jum’at yang disampaikan oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin pada tanggal 12 Muharram 1411 Hijriah.
[2] lihat QS. 69:6-7
[3] lihat QS 54:31 dan QS 7: 78
[4] lihat QS 11: 82

Read more…

Semangat Para Ulama' Menuntut Ilmu

Jika kita melihat contoh orang-orang terdahulu, contoh para ulama salaf, barangkali kita akan tercengang. Bagaimana tidak? Sungguh menakjubkan amal yang mereka lakukan. Semangat mereka amat luar biasa. Kontinuitas mereka dalam beramal selalu terjaga. Di antara buktinya adalah kisah-kisah berikut ini.
  • Waki’ bin Al Jarroh rahimahullah berkata, “Al A’masy selama kurang lebih 70 tahun tidak pernah luput dari takbiratul ihrom.”
Masya Allah, lalu di manakah kita? Tatkala mendengar adzan saja tidak dipedulikan. Apalagi seringnya telat dan bahkan sering menempati shaf terbelakang.
  • Al Qodhi Taqiyuddin Sulaiman bin Hamzah Al Maqdisi rahimahullah berkata, “Aku tidaklah pernah shalat fardhu sendirian kecuali dua kali. Dan ketika aku shalat sendirian, aku merasa seakan-akan aku tidak shalat.”
Lihatlah penyesalan Sulaiman bin Hamzah di atas. Ia teramat sedih luput dari shalat jama’ah. Berbeda dengan kita yang tidak sesedih itu. Hati terasa tenang-tenang saja (tidak ada rasa menyesal) ketika shalat di rumah. Kalau kita teringat akan pahala shalat jama’ah yang 27 derajat lebih mulia dari shalat sendirian, tentu kita tidak akan meninggalkannya.
  • Muhammad bin Sama’ah rahimahullah berkata, “Selama 40 tahun aku tidak pernah luput dari takbiratul ihram (bersama imam) walaupun sehari saja kecuali ketika ibuku meninggal dunia.”
Lihatlah Muhammad bin Sama’ah karena ada udzur saja beliau tinggalkan shalat jama’ah. Tidak seperti kita yang selalu kemukakan beribu alasan, sibuklah, ada tugaslah, dan alasan lainnya yang sebenarnya bukanlah udzur yang dibenarkan.
  • Dalam biografi Sa’id bin Al Musayyib rahimahullah di kitab Tahdzib At Tahdzib disebutkan, “Selama 40 tahun tidaklah dikumandangkan adzan melainkan Sa’id telah berada di masjid.”
Lihatlah semangat yang luar biasa, berusaha tepat waktu ketika shalat, berusaha ontime sebelum adzan. Tidak seperti kita yang masih asyik-asyikkan di depan TV, yang masih asyik-asyikan bercanda dengan teman, yang lebih senang bersama dengan istri dan anak-anak. Wallahul musta’an.
  • Asy Sya’bi rahimahullah berkata, “Tidaklah adzan dikumandangkan semenjak aku masuk Islam melainkan aku telah berwudhu saat itu.”
Lihatlah bagaimana semangat Asy Sya’bi yang selalu berusaha pula shalat on time, bahkan sudah berwudhu sebelum waktu adzan.
Ulama belakangan pun ada yang punya kisah demikian. Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz rahimahullah terkenal dengan semangat beliau dalam ibadah di samping beliau sudah ma’ruf dengan perbendaharaan ilmu diin yang amat luas. Beliau adalah orang yang rutin menjaga shalat sunnah rawatib, rajin menjaga dzikir-dzikir khusus dan rutin pula menjaga shalat malam (tahajjud).
  • Anak Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz yang bernama Ahmad berkata, “Aku sudah lama mengetahui kalau ayahku selalu bangun tidur satu jam sebelum shalat shubuh dan ketika itu beliau shalat (tahajjud) sebanyak 11 raka’at (sudah termasuk witir, pen).”
Dari sini maka sudah sepantasnya orang yang telah mengetahui suatu amalan agar semangat untuk mengamalkannya. Menuntut ilmu agama bukanlah sekedar tambah wawasan dan memperluas cakrawala. Hendaklah orang yang sudah mendalami ilmu agama berusaha lebih giat lagi dalam ibadah karena mereka adalah qudwah (contoh) bagi yang lain. Jika orang yang menuntut ilmu agama telah semangat dalam kebaikan seperti ini, maka yang lain pun akan ikut termotivasi. Namun jika mereka-mereka saja malas, maka yang lain pun bisa terpengaruh kebiasaan buruk tersebut. Jadilah qudwah, jadilah teladan, barengkanlah ilmu dan amal. Tetap perdalam dan rajin menuntut ilmu diin disertai semangat mengamalkan ilmu tersebut. Ingat pula bahwa sebaik-baik amalan adalah yang kontinu walaupun sedikit.
Wallahu waliyyut taufiq.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.
Reference:
Al Imam Ibnu Baz, Dr. ‘Abdul ‘Aziz As Sadhaan, hal. 76-77, terbitan Maktabah Al Malik Fahd, cetakan kedua, 1428 H
Soeta Airport-Jakarta, on Journey to Jogja, 11 Jumadal Ula 1432 H (14/04/2011)
www.rumaysho.com

Read more…